Yuk, Kita Mendongeng Kembali. Dongeng menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Sedangkan menurut penulis dongeng adalah cerita sebuah fiktif, yang kini kian tergerus oleh zaman. Tapi tahukah anda ada kisah di balik dongeng yang membuat anak-anak dapat mengambil amanatnya. Mungkin saat sekarang ini bila kita katakan pada anak-anak, “Siapa yang tahu dongeng Si Kancil mencuri ketimun?” Yakinlah pasti tidak ada satu anakpun yang ingat baik akan cerita itu. Tentu sangat ironis dengan hal seperti ini. Mereka tahu hanyalah Upin Ipin, Doraemon si Empunya Kantong Ajaib dan mungkin banyak lagi.
Lebih parah lagi, saat ini anak-anak lebih tertarik pada sinema remaja yang identik dengan kata-kata baru atau sering disebut dengan bahasa gaul. Bayangkan saja jika semua ini tetap berlanjut maka semakin musnahlah dongeng tersebut.  Jika kita tanya kembali pada nenek atau kakek kita, mereka akan bersemangat untuk menceritakannya kembali. Kini selalu menjadi pertanyaan penulis  apakah masih ada anak-anak ataupun masyarakat luas yang ingin mendengar dongeng?

Disamping itu ada sebuah sinema yang kita putarkan. Tentu saja yang dipilih hanyalah sebuah sinema yang tak tahu kapan berakhirnya.  Sayang saat ini banyak guru yang kurang paham dibidang sastra dan sebagian orang tua yang tidak pernah menganggap dongeng itu ada. Apalagi pengajaran dongeng ini termasuk salah satu karya sastra yang materi ajarnya saat ini kurang digalakkan.

Sebagai generasi muda, kita  hendaknya lebih memperhatikan lagi karya sastra apa saja yang saat ini kurang diperhatikan. Jadi kita dapat memasyarakatkan dongeng tersebut ke masyarakat, mahasiswa, terutama kepada anak-anak. Nah, cara memperhatikannya sangat mudah yaitu dengan memberikan materi yang lebih mengenai dongeng, memberi pengajaran tentang kiat-kiat menulis sebuah dongeng, bagaimana cara kita mengaplikasikannya, memberdayakan suatu dongeng itu seperti apa dan lain sebagainya.

Bukan hanya guru saja, mahasiswa atau kita sebagai generasi muda terutama yang mencintai dunia sastra juga harus membangkitkan dongeng kembali ke permukaan. Dongeng bukan hanya sebuah hiburan tetapi salah satu jenis karya sastra yang sudah tenggelam digerus zaman. Apa kita hanya berdiam diri saja? Tentu tidak, berpikir aktif dan kreatif akan membuat dongeng kembali dicintai masyarakat luas terutama anak-anak.

Nah, beberapa waktu lalu saya menemukan tentang sebuah komunitas di Medan terutama yang sudah menggalakkan kembali dongeng. Dengan cara apa? Melalui sebuah kegiatan. Mereka tampil untuk menghibur anak-anak. Di sini jelas sudah, bahwa anak-anak merindukan cerita-cerita menarik yang sesuai dengan usia mereka. Antuias anak-anak dengan sebuah dongeng bukan hanya bermodalkan buku cerita, melainkan segala bentuk pernak pernik seperti boneka tangan atau boneka apa saja agar sebuah dongeng itu menarik ketika ditampilkan.

Jadi, tidak ada salahnya baik kalangan muda atau orang tua sekalipun yang tidak ikut ambil bagian dalam mengembangkan dunia dongeng dikalangan masyarakat, terutama anak-anak. Lalu tunggu apalagi, untuk memajukan kreativitas memang membutuhkan sebuah perjuangan dan semangat, dengan begitu masyarakat akan mengenal kembali seperti apa dongeng tersebut. Kembali kita tekankan, mendongeng juga bagian dari sastra yang hampir punah. Punah seperti apa? Punah dalam arti sudah jarang terdengar dan minimnya penjelasan materi tentang dongeng tersebut. Minim di sini berarti kurang diekspos ke anak didik atau hanya sekedar bahan pelajaran yang tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Misalnya saja pada bahan ajar untuk tingkat SD kelas I dan SMP kelas VII, banyak materi yang menyinggung tentang dongeng. Pertanyaannya, apakah anda pernah berpikir untuk membuat pelajaran dongeng itu lebih menyenangkan? Bukan hanya sekedar menulis sebuah dongeng saja tetapi siswa ikut andil dalam pertunjukan dongeng. Dengan begitu, anak-anak dari generasi muda bisa lebih kreatif dari yang kita bayangkan. 

Kontributor:
Dewi Sartika
@WE_Dewie 
http://wedewie.blogspot.com
Label:

Post a Comment

  1. Di buku Bhs Indonesia anak saya SD kelas 2, ada BAB yg isinya ttg macam2 dongeng. Semoga dongeng masih menjadi kesukaan anak2 jaman sekarang ya...

    ReplyDelete
  2. Tapi saya cuma ingat setengah-setengah dongeng yang diceritakan bapak saya ketika saya masih kecil.
    Saya jadi ragu untuk mendongengkannya kembali ke anak saya.

    ReplyDelete
  3. nah, yuk sama sama mendongeng dengan media yang ada disekitar kita. media buku bergambar, boneka dan lain sebagainya yang bisa memicu imajinasi anak :)
    terima kasih sudhah mampir

    ReplyDelete


Powered by Blogger.