Dalam dunia blogging prestasi tak jarang dipertentangkan dengan konsistensi, seolah keduanya mengandung makna berlawanan. Prestasi ngeblog berarti keberhasilan menjuarai kompetisi menulis menggunakan platform blog atau meraup keuntungan finansial lewat blog yang dikelola—sedangkan konsistensi merujuk pada sikap ajek untuk tetap menulis di blog entah mendapatkan kemenangan lomba atau tidak, entah memetik profit ekonomi atau tidak.

Tanpa disadari banyak yang lupa bahwa kesetiaan menulis di blog (baca: konsistensi) merupakan prestasi tersendiri bagi seorang bloger. Ngeblog selayaknya dikembalikan pada makna asal yakni mengabadikan tulisan dalam bentuk jurnal pribadi pada media digital bernama blog. Menyempitkan makna prestasi ngeblog sekadar pada kemenangan dalam lomba atau monetesasi justru kontraproduktif karena nyatanya tak sedikit bloger yang beerhenti menulis lantaran tak kunjung memenangi kompetisi atau meraup untung dari blognya. Kekalahan dalam lomba tak jarang membuat bloger tak lagi percaya diri memublikasikan tulisan secara kontinu dengan tema-tema keseharian. 
 
Gambar dari: www.mckinsey.com

Kenapa harus konsisten?

Setidaknya ada lima alasan mengapa kita mesti terus konsisten ngeblog di era serbadigital saat ini. 
 
Pertama, penghargaan terhadap para follower atau orang-orang yang berkenan membaca dan berkomentar di setiap tulisan kita dan menjadi pelanggan blog kita,  Menulis secara teratur berarti berusaha mempertahankan kepercayaan mereka terhadap blog kita—sebentuk tanggung jawab bahwa kita bakal memberikan sesuatu kepada pembaca sekecil apa pun nilainya dalam bentuk tulisan secara berkala.

Kedua, memelihara eksistensi atau pamor di jagat maya terutama di mata mesin pencarian. Kendati bukan tujuan utama dalam ngeblog, namun identifikasi oleh mesin pencari cukup signifikan agar tulisan kita muncul ketika warganet menelusuri informasi yang bersinggungan dengan blogpost kita. Dengan menduduki posisi puncak di Google, misalnya, tulisan yang kita unggah di blog akan lebih mudah ditemukan oleh para pembaca yang membutuhkan informasi tersebut. Walhasil, kita jadi lebih mudah berbagi manfaat berkat bantuan mesin pencarian.

Seiring bertambahnya tulisan di blog kita, didukung backlink positif, indeks DA dan PA blog yang kita kelola akan merangkak naik dan itu tentu saja sangat potensial untuk meraih rezeki dengan menarik agen atau brand pemberi kerja, baik dalam bentuk content placement maupun sponsored post. Itu artinya pundi-pundi rupiah atau bahkan dolar bisa kita petik sebagai nilai tambah berkat konsistensi dan bertambahnya follower blog. Belum lagi jika aktif di berbagai kanal media sosial.

Alasan lain yang tak kalah penting untuk terus ngeblog adalah kepuasan batin. Menuangkan ide atau unek-unek yang mengganjal lewat media blog dalam bentuk tulisan akan menjadi semacam terapi antistres sehingga pikiran tak lagi terbebani. Misalnya saat kita tak sepakat dengan suatu fenomena sosial, atau saat ingin mendukung sebuah gerakan dalam masyarakat—maka meluapkan kilasan-kilasan pikiran akan menenangkan batin dan menteramkan hati. Selain berbagi inspirasi dengan pembaca, anggaplah negblog sebagai sarana mudah menghibur diri.

Terakhir, menulis di blog secara terus-menerus akan mempertajam keterampilan kita dalam menulis. Ngeblog secara teratur akan menjadi praktik positif untuk melatih merangkai kata-kata dan menyusun narasi yang semakin memikat dari hari ke hari. Dengan rajin blogwalking, ditambah asupan bacaan dari buku atau sumber lain, diksi bisa semakin selektif dan gaya menulis bisa distingtif sehingga ciri khas tersebut akan lebih mudah dikenali pembaca dan berpotensi menarik follower lebih banyak lagi seiring bahasan tema yang semakin berbobot.

Sumber inspirasi

Tidak sedikit bloger mengaku kehabisan ide untuk dituliskan pada blog mereka. Akibatnya blog dianggurkan tanpa pembaruan isi yang berujung pada menurunnya DA dan kekecewaan follower. Padahal bila mau membuka mata dan telinga dengan lebih teliti dan waspada, ide atau bahan tulisan bertebaran di sekitar kita. Alih-alih ‘menggali ide’, saya lebih menyukai frasa ‘memetik ide’ sebagai cara memperoleh bahan untuk ditulis dalam blog. Ini lantaran ide sebenarnya begitu berlimpah sehingga kita cukup memetiknya sesuai keinginan dan kebutuhan—bahkan nyaris tanpa batas.

Dari mana sajakah sumber tulisan berasal? Cara paling mudah mendapatkan gagasan untuk ditulis di blog adalah bergabung dalam sebuah komunitas yang kerap mengadakan one day one post secara serentak. Gerakan menulis bersama seperti ini dapat melecut semangat untuk terus menulis sebab tema sudah ditentukan secara spesifik. Komentar biasanya lebih muudah hadir dari sesama anggota komunitas bersangkutan yang ikut kegiatan serupa.

Cara lain meraup ide tulisan adalah dari fenomena sosial di sekeliling kita, misalnya kejadian unik di daerah atau curhat tetangga menyangkut beragam hal. Bahan semacam ini relatif mudah kita garap menjadi tulisan sebab berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang jauh dari diiri kita sendiri. Kita bisa luwes bercerita dan mengelaborasi peristiwa.

Selain itu, aktivitas membaca baik buku maupun surat kabar dapat menjadi sumber menarik untuk mendapatkan ide untuk ditulis sebagai blogpost. Tema dan cakupan wilayah yang lebih luas bakal menawarkan perspektif tulisan yang lebih kaya. Belum lagi berita-berita yang tersebar di media online atau jejaring sosial seperti Facebook dan Line. Bahkan sesederhana status seorang teman di FB pun bisa kita olah menjadi tulisan memikat di blog yang kita kelola.

Skeptis dan jujur

Selain teknik atau gaya menulis yang harus terus diperbaiki, konsistensi ngeblog tak bisa dilepaskan dari dua nilai utama: skeptis dan jujur. Seorang bloger tak boleh menerima begitu saja berita yang beredar hanya karena kabar tersebut sesuai dengan keinginan atau keyakinan kita. Layaknya dalam konteks keilmuan, bloger harus meragukan kabar yang tersebar dengan cara mengecek validitas dan akurasinya. Jangan sampai kita tergoda ikut menyebarkan apalagi mendukung isi berita yang belum terbukti dengan mengunggah tulisan baru di blog sendiri. Bloger hendaknya turut berpartisipasi aktif dalam menjernihkan informasi dengan cara berhati-hati mencerna atau mengolah tulisan baru menyangkut hal tersebut. Kejujuran harus menjadi pedoman saat meramu setiap blogpost agar informasi tidak salah kaprah dan berpotensi memprovokasi menuju tindakan yang agresif dan destruktif. Harus jujur menyampaikan pandangan meskipun itu mengorbankan keuntungan materiil, termasuk berani mengambil sikap ketika pilihan itu berseberangan dengan khalayak bloger di blogsphere pada umumnya.
 
Gambar dari: www.thoughtfulgrowth.com
 
Oleh: Rudi G. Aswan

Tentang penulis:

Rudi G. Aswan mulai ngeblog sejak 2006 di Multiply lalu sempat vakum dan kembali ngeblog di Wordpress sejak 2012. Selain monetesasi, Blog Belalang Cerewet (BBC) telah puluhan kali mengantarnya memenangi sejumlah kompetisi menulis baik berhadiah gadget maupun uang tunai. Selain menikmati aktivitas ngeblog, sehari-hari ia menekuni tugas sebagai editor dan penerjemah lepas. Minat khususnya pada sastra terutama puisi terwujud lewat salah satu buku kumpulan puisinya berjudul Sujudku Meneteskan Rembulan (Nuansa Aulia Bandung, 2006). Yang menyenangkan dari ngeblog adalah bertambah teman dan ilmu dari narablog lain dengan berbagai latar belakang.
 
 

Post a Comment

  1. Tks mas belalang, setidaknya tulisan ini mengingatkanku untuk tetap menulis di blog, meski dengan tertatih. Buatku yang minim pengalaman, menulis di blog sama dengan mengharuskan banyak membaca... Dan sepertinya ngeblog zaman now krg asyik, dulu masih erat rasa pertemanan di antara blogger, skrg sudah berkurang??? Atau mgkin skrg lbh banyak yg mementingkan fulus??? entahlah...

    ReplyDelete
  2. dari pertama ngeblog emang yang slalu bikin aku gagal di urusan konsisten, kalo minggu pertama sibuk dengan desain semangat bikin artikel, lambat laun terabaikan.

    ReplyDelete
  3. masalah konsistensi ini yang sangat sulit, meski tulisan telah selesai, mencari gamabr yang pas kadang masih bingung. karena selama belajar ngeblog sampai sekarang masih ingin foto karya asli yang di up ke blog.

    ReplyDelete
  4. Ini nih... Hmmm aku sadari bahwa hal tersulit adalah konsistensi. Hmm kalau dilihat di histori post yg aku publish pasti lompat lompat gak karuan.. alias gak konsisten... Hmm sepertinya butuh sebuah wadah atau ikut grup grup blogger kali ya.....

    ReplyDelete
  5. Sempat berhenti di tahun 2014 dan sekarang bangkit lagi dengan blog baru, banyak rekan ngeblog yang ternyata juga berhenti dan saya coba kunjungi 10% yang masih aktif dalam kurun waktu 4 tahun. bulan september ini saya jadi pemula lagi tetap blog gratisan cuma blog yang valid amp

    ReplyDelete


Powered by Blogger.