March 2018

#5TahunWB #5TahunWB: Photo Quotes Contest #7TahunWB #8TahunWB #HappyBlogging #Menu7uhWBLebihBaik #MubesWB 4 Tahun Ultah WB 7 Tahun Warung Blogger 79 Tahun Sinar Mas untuk Indonesia 90an Access Trade Advertorial Afiliasi Anak ANDA SEORANG INTERNET TROLL? Anniversary aplikasi musik artikel WB Ayah Bahasa Bangkit dari Kehilangan Orang Tua Bedah Buku belanja online Bermain Kata Kunci Bintang 14 Hari blibli Blog competition Bloger di Masa Depan Blogging Budaya Buku Cara Bergabung Catatan Ringan Cerpen Charity Cheria Halal Holiday competition Copy Paste Crowdo Digital Millennium Copyright Act DMCA EBI Emak Gaoel Vlog Competition Ensiklopedia Eva Sri Rahayu Event WB EYD Facebook WB Fakta dan Mitos Fashion & Beauty Festival Prestasi Indonesia UKP-PIP Pancasila Inspirasi Maju Filosofi finansial Gadget Generasi 90an Gerakan PKK Google Google Question Hub Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menulis di Blog Hari Bloger Nasional Hari Blogger Nasional Hiburan Hikmah Hobi hotel murah di Bali hubungan Imbuhan Indonesiaku Info info lomba InfoWB Inspirasi Involve Asia istri Jakarta Kangen Band Karya Kata Depan di KBBI ke Kelas Bahasa Keluarga Kesehatan keuangan Kiat Menulis Postingan Blog Kompetisi Blog 5 Tahun Warung Blogger Kompetisi Blog 6 Tahun Warung Blogger kompetisi blog langit musik Kompetisi Blog LangitMusik Konsistensi Kontes WB Kopdar Mini Suka-suka Kopdar WB KOPI SUSU WB Kuliner Langit Musik Blog Competition #MusiknyaHidupKamu Langit Musik: Musiknya Hidup Kamu Liburan life Lifestyle Logo Logo Baru Lokasi Lomba Lomba Blog Menu7uh Warung Blogger Lomba Menulis Manfaat Olahraga yang Menakjubkan Media Menulis Motivasi Musik & Film new langit musik Novel Novel Indonesia Oase Olahraga Olahraga & Kesehatan Parade Para Monster Parenting Peduli Kata Kunci Pendidikan pengumuman pemenang Permainan Rakyat Pojok Pojok WB POJOK WB IDOL Positif Self Talk Ramadan relationship Reportase Resensi Buku Resolusi Retweet Review review produk rumah tangga saleduck Sastra Sastra & Seni self help SEO Shell Shell Eco-Marathon Sosial & Budaya suami Subjektif tahun baru Teknologi teman Tidur Tips Belanja Hemat Ala Blogger Tips Blog Tips dan Trik Tips Media Sosial Tomyam kelapa Saung Ibu Trade Expo Indonesia 2017 Travelio Travelling tulisan pilihan Tutorial Blog Twitter Twitter WB Ultah WB Ultah WB ke-6 urun artikel Utees.me Vlog Competition Warga WB Warna Warung Blogger Wisata Writing Writing Competition Zaman Sekarang Telat Untuk Jadi Blogger

Beberapa orang teman, dan yang kebetulan pernah berkunjung ke blog pribadi saya, mungkin tahu kalau saat ini saya bekerja di salah satu media online sebagai reporter. Atau meminjam bahasa kekinian, sebagai seorang content writer.

Minggu kemarin, di grup whatsapp Warung Blogger, saya membuat sebuah kesalahan dan karenanya saya mendapatkan hukuman menulis. Tema yang diberikan saat itu adalah tema yang berkaitan dengan pekerjaan saya sebagai reporter media online. Lebih spesifik, saya diminta untuk membuat sebuah artikel mengenai perbedaan menulis di media –sebagai reporter dan di blog –sebagai blogger. Adakah perbedaannya? Tentu saja, beberapa amat signifikan malah. Dan apa aja, sih, bedanya? 

Sumber gambar: Pixabay

Menulis di media
Ketika menulis di media, kami harus berpegang teguh pada etika jurnalistik. Setiap kami menulis, kami harus mengingat kembali apa saja yang ada di etika-etika jurnalistik tersebut. Sederhananya, kami tidak boleh menuliskan sesuatu yang berpotensi menyinggung SARA, berisi konten pornografi, hoax, dan atau menulis artikel yang berisi penuh dengan opini dari si penulis. Tidak boleh.

Kebayang, dong, bagaimana hati-hatinya kami dalam membuat satu tulisan. Apalagi dalam satu hari, kami ditargetkan menulis sebelas tulisan hanya dalam waktu delapan jam saja. Untungnya, beberapa waktu yang lalu, target tulisan dikurangi menjadi hanya sepuluh tulisan setiap delapan jam kerja. Sebuah perubahan yang enggak signifikan memang.
 
Terlebih ketika membuat tulisan yang berhubungan dengan peritiwa humanis. Kami juga harus memikirkan dampak tulisan yang kami buat terhadap objek (atau subjek) yang kami tulis, tentang keluarganya dan juga lingkungan di sekitarnya. Jangan sampai tulisan tersebut mengekspos hal-hal sedemikian rupa yang tidak berkaitan yang membuat enggak nyaman si objek (atau subjek) yang ditulis. 

Ini rahasia. Beberapa waktu yang lalu saya pernah membuat satu tulisan yang saya sendiri tidak menyangkan akan berdampak luar biasa besar buat kehidupan orang yang saya tulis. Tulisan tersebut menjadi viral, dibaca lebih dari seratus ribu kali. Padahal, menurut editor saya, biasanya standar tulisan bisa disebut viral jika telah dibaca lebih dari 20.000 kali. 

Tulisan apa? 

Ingat tentang anak SMA yang sempat menggegerkan dunia maya ketika menuliskan tentang isu kebinekaan di laman facebooknya? Yang sampai diundang oleh Bapak Presiden ke istana. Bukannya sombong atau bagaimana. Tapi –jika ingin tahu saya lah yang pertama kali menulis tentang anak tersebut di media online tempat saya bekerja. Dampaknya luar biasa besar. Kehidupan anak itu setelahnya benar-benar berubah. Yang semula bukan siapa-siapa menjadi tenar dan dikenal masyarakat luas. Banyak media yang mengundangnya untuk wawancara. Sampai akhirnya semakin ke sini, menjadi juga banyak musuh. Tak sedikit pula yang mem-bully anak tersebut.

Dalam hati, saya menyesal pernah menulis tentangnya di media. Karena setelah dia viral, ya tahu lah sendiri berikutnya bagaimana. Dan jika diperhatikan, meskipun sekadar melalui media sosial, dia itu cukup freak dan memang memang membutuhkan atensi yang banyak dari umat.

Dampak yang luar biasa. Dan saya pribadi enggak nyangka sampai segitunya tulisan saya bisa berpengaruh. Enggak percaya? Kamu boleh googling berita tentang dia. Yang muncul di laman pertama google, dari media tempat saya bekerja, adalah tulisan saya semua.

Begitulah. Menulis di media harus amat sangat berhati-hati sekali. Dan saya yang berhati-hati sekalipun, tulisan benar sesuai fakta, tidak melanggar etika jurnalistik tapi masih saja tersandung masalah karena ada subjek yang tidak terima untuk diberitakan.

Bahkan pernah sampai tiga hari saya ‘diteror’ oleh orang yang tidak terima saya beritakan. Dia meminta berita yang saya tulis untuk segera diturunkan. Untuk informasi, reporter/wartawan atau apa pun itu namanya tidak punya wewenang untuk menurunkan berita yang telah ditulis. Itu menjadi keputusan dan wewenang atasan kami di kantor. Dan pertimbangan berita bisa diturunkan, yang utama, jika dianggap bermasalah untuk perusahaan. Selama berita itu benar, sesuai fakta. Berita yang telah dimuat, boleh untuk tidak diturunkan meski pun ada yang merasa terganggu dengan berita tersebut. Sekali lagi, digarisbawahi. Selama berita itu benar.

Intinya. Hati-hati banget, deh, kalau menulis di media. Karena selain bawa nama pribadi, kita juga membawa nama perusahaan tempat kita bekerja. Tanggung jawab ganda. Selain itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kita harus meninggalkan segala opini dalam pemberitaan yang kita buat. Apalagi kalau yang ditulis adalah isu panas. Sama sekali enggak boleh ada opini pribadi. Bahaya. Sebagai orang yang bekerja di media, kami benar-benar harus netral dan sesuai fakta. Pastikan telah mengonfirmasi kebenaran berita sebelum berita itu dimuat.

Selain itu, yang menyebalkan, kami awak media tidak bisa menentukan tema apa yang ingin kami tulis. Di media, kami tidak menulis apa yang ingin kami tulis. Tapi, kami menulis apa yang dinginkan pembaca. Dan tentu saja, topiknya harus up to date dengan apa yang terjadi di dunia luar. Misalnya, penulis berita entertainment ingin menuliskan berita tentang putusnya Zayn Malik dengan Gigi Hadid, tapi editor, atas permintaan pasar, ingin membuat berita tentang hubungan Ayu Ting-ting dengan Raffi Ahmad. Jika sudah begitu, kami bisa apa?

Sumber gambar: Pixabay

Nulis di Blog
Sebaliknya, menulis di blog bisa sebebas apapun yang kita mau. Bebas dalam arti: bisa menulis apapun yang ada di benak untuk dituliskan di blog tanpa perlu memedulikan permintaan, tekanan dari pihak manapun. Misalnya, ketika galau atau sedih, saya akan mencurahkan semua isi hati di blog atau tumblr sampai saya puas sampai saya bosan. Tidak mungkin, kan, saya menulis perasaan hati di media tempat saya bekerja. Nantinya, bisa di-kill sama editor.

Apalagi, blog saya merupakan blog personal tanpa kategori khusus. Kamu bisa menemukan sisi lain dari Natalia Bulan Retno Palupi di blog Bulan The Iron Girl yang bebas yang benar-benar berbeda.

Meski begitu, dalam beberapa kasus, kita tetap harus berhati-hati dalam opini ketika memberikan sebuah tanggapan kepada instansi, seseorang atau apapun yang tidak menyangkut pribadi kita sendiri. Karena, bagaimanapun, kekuatan blog bisa sama kuatnya dengan media. Dalam arti, ketika kita bisa membuat sebuah karya tulis yang baik, bukan tidak mungkin blog kita akan menjadi viral dan meraup ribuan pembaca.

Meski untuk kasus saya pribadi, saya tidak pernah mengharapkan blog saya menjadi viral. Wong, tulisannya isinya cuma curhatan semua. Yang penting saya punya media untuk mencurahkan semua perasaan saya apa adanya. Menulis jujur untuk diri sendiri, untuk bisa membuang semua yang menggangu di benak dan otak saya. Melepaskan semua keresahan yang berkecamuk di kepala. Karena, untuk saya, menulis adalah terapi. Menulis itu adalah sebuh obat untuk seorang introvert seperti saya yang enggak bisa bercerita banyak ke orang-orang. Untuk orang terdekat sekalipun.

Untuk saya, blog adalah tempat kamu mengenal saya lebih dekat saat saya tidak bisa berkata-kata banyak sama kamu. Karena saya selalu lebh bisa jujur ketika bercerita melalui tulisan, bukan kata-kata langsung. Jadi, apa yang pernah kamu baca di blog saya, semuanya itu adalah pemikiran saya seutuhnya, sejujurnya, sesungguhnya saya.

Intinya, blog adalah media berekspresi bebas. Sedangkan media massa online adalah tempat saya bekerja berekspresi dalam rambu-rambu bernama etika. Kamu bisa menemukan sisi serius saya di tulisan-tulisan yang saya buat di media tempat saya bekerja. Dan kamu bisa menemukan sisi saya yang lain di blog.

Ehm, gimana, ya, penjelasan saya? Bisa dipahami enggak kira-kira? Atau malah makin suram? Hehehe.

Ya, lebih kurang seperti itulah yang bisa saya jelaskan tentang pengalaman menulis di media dengan pengalaman menulis di blog. Dan ini menurut saya. Kalau ada yang mau bertanya, berpendapat dan berdiskusi bisa melalui kolom komentar di bawah. Atau bisa mention saya di twitter: @nbuLan5 atau mau whatsapp-an? Sini, saya bisikin nomor hape saya. *modus*

Akhir kata. Terima kasih sudah membaca. Godbless ya all.

-----
Artikel ini merupakan artikel kiriman dari Natalia Bulan Retno Palupi Blogger x Journalist. | Ad Astra Per Aspera. | DS#22. Kamu bisa menyapa bulan melalui akun twitternya di @nbuLan5.


Sepagi ini, di tengah padatnya kemacetan ibukota, saya melihat satu buah video di beranda facebook, yang membuat saya bungkam. Ia memperlihatkan sekelompok pekerja di ibukota yang sedang menunggu angkutan di pinggir jalan. Mereka saling diam, dengan mata tertuju ke layar ponsel masing-masing. Sesekali, pandangannya berubah ke arah jauh, memastikan kedatangan angkutan yang sedang mereka tunggu. Keringat tampak mengucur deras dari mereka yang mulai bosan dan masih saling acuh. Pemandangan tersebut adalah hal yang lazim dewasa ini. Tak ada yang spesial. Sampai kata pamungkas itu muncul.

“Hompimpa alaium gambreng!”

Menurut demografi kelompok penduduk yang dibuat Don Tapscott, dalam bukunya Grown Up Digital, saya termasuk ke dalam kelompok Generasi Y: The Echo of the baby boom. Sebuah kelompok generasi yang unik, yang menikmati segala kemajuan dan kemudahan dunia digital namun memiliki kenangan dan pengalaman yang sama banyaknya tentang kehidupan yang menyenangkan di dunia analog. Dan video tadi membuktikannya. Melalui salah satu kemajuan teknologi, saya dipaksa untuk larut dalam kenangan di waktu itu.

***


“Hompimpa alaium gambreng!”

Sekelompok orang di dalam lingkaran mengucapkan mantra magis itu bersama-sama. Dengan senang. Warnamu berbeda dan kamu keluar sementara, menunggu sampai semuanya selesai bermantra. Yang terakhir, ditinggalkan sendirian dengan mata yang tertutup di tengah tiang untuk mengeja sejumlah angka yang disepakati. Sepuluh, dua puluh, entah. Bukan, ia bukan menghitung. Karena kecepatan eja tidak pernah sama. Satu sampai sepuluh ada yang selesai dalam satu tarikan nafas. Ada juga yang selesai ketika rindu sudah berbalas. Yang tidak menghitung berhamburan mencari tempat sembunyi untuk kemudian nanti dicari. Sedangkan para bedebah kecil melakukannya dengan cara lain, melarikan diri untuk sesuap nasi. Dan jika nanti di luar sana sudah sepi, bedebah kecil ini sungguh tidak peduli. Biar saja, katanya, besok bisa main lagi.

“Hompimpa alaium gambreng!”

Sekelompok orang di dalam lingkaran mengucapkan mantra magis itu bersama-sama. Dengan senang. Mencari warna berbeda dengan sama rata dan mereka terbagi dua kearah yang berbeda. Berjauhan. Dengan nafas yang panjang ditambah kaki telanjang mereka saling mengejar dan menghindar, mencari lawan untuk ditawan. Pihak lawan yang tertawan dibariskan sembarang dengan tangan meregang. Berteriak meminta bala bantuan. Sederhana sekali mereka bebas. Sekali saja kulit kawan bersentuhan, aih, tidak perlu kulit bersentuhan malah. Asal niat dan dekat dan tidak ada yang lihat mereka bisa kembali berlarian kesana kemari dan tertawa. Di samping mereka, dekat saja, satu dua disisakan menjaga tiang yang jadah untuk dijamah. Serupa tempat suci yang harus dijaga sampai mati. Atau paling tidak, tempat itu dijaga sampai dipanggil ibu untuk mandi.

“Hompimpa alaium gambreng!”

Masih bersenang-senang. Dan berlarian mereka bersembunyi. Meninggalkan satu orang yang sedang sibuk menumpuk batu berantakan akibat bola yang dilempar. Kadang berganti dengan plastik yang dibalut atau kain atau apapun serupa bola. Dan ia tinggalkan batu yang telah kembali rapi tersusun untuk mencari mereka yang sembunyi. Lengah! Dari balik semak yang rimbun tepat di belakang tubuhnya ada orang menampakkan diri dan berlari menuju batu. Si Penjaga batu ikut berlari sekuat tenaga demi mempertahankan batu untuk tetap berdiri tegap. Satu langkah dan ia tersungkur. Dengan satu hentakan dari kaki yang bebal, batu itu kembali poranda. Atau jika malas untuk bersembunyi, setelah batu rapi tersusun si penjaga akan menjaga tumpukan itu dengan cara yang lebih bijaksana. Melempar dengan bola sesiapa saja yang berani mendekat. Sekuat tenaga.

“Hompimpa alaium gambreng!”

Dua orang terakhir kembali menjadi tumbal. Berdiam diri merentang tali. Sedangkan yang lain, berbaris, bergerak bergantian melewati utas yang menyintas. Semula melangkah, melewati tali semata kaki, kemudian di lutut, lalu ke perut. Dan terus, semakin dilewati dan semakin tinggi sampai membutuhkan galah. Dan tak ada lagi barisan. Semua menunggu dengan rapi, dari jarak yang berlebihan. Pria-pria terkutuk meminta izin lebih dulu agar bisa diam di bawah tali. Menunggu lengah wanita-wanita dengan rok untuk kemudian mencari celah basah. Dasar bedebah.

***

“Ayo main di luar!” kata terakhir dan video itu pun selesai. Satu menit yang mengobok-obok kenangan.

Di era dunia digital, kita memang mendapatkan kesenangan luar biasa dengan berbagai kemudahan. Namun semua itu kita lakukan sendirian. Mengucilkan diri di dalam ruang. Sempit, menunduk, dihubungkan dengan siapa entah melalui jaringan maya yang tak teraba. Tidak ada tawa kolektif di satu tempat yang sama dengan fokus aktivitas dan tujuan yang juga sama: mencari senang.
Ponsel saya matikan. Masih dari tengah-tengah padatnya kemacetan ibukota, saya melihat sekeliling. Lalu pertanyaan itu muncul: Mungkinkah, sekarang kita bermain di luar?

Sumber gambar: lighthouse-indonesia.com

Catatan:
Dalam tulisan ini, sengaja saya tidak menyebutkan nama permainan di atas. Pertama, karena di setiap daerah nama permainan tersebut berbeda-beda. Kedua, agar narasi di atas dapat sedikit mengajak kita untuk membayangkan keseruan yang terjadi di waktu itu.

[Updated]

Menginformasikan kepada #WargaWB semuanya terkait pengumuman pemenang Kompetisi Menulis Shell Eco Marathon.
  1. Berdasarkan informasi dari perwakilan pihak Shell. Pengumuman pemenang yang semula dijadwalkan akan diinformasikan di tanggal 11 Mei 2018 di website Shell https://www.shell.co.id/, karena satu dan lain hal, diundur menjadi akhir Juli 2018.
  2. Pemenang akan dihubungi oleh perwakilan Shell untuk mekanisme pengiriman hadiah.
  3. Penjurian dan pemilihan pemenang dilakukan langsung oleh PT Shell Indonesia.
Tambahan:
  1. Kerjasama pihak Warung Blogger dengan perwakilan PT. Shell Indonesia terkait Kompetsi Menulis Shell Eco-Marathon hanya sebatas promosi kompetisi.
  2. Periode kerjasama per tanggal 22 Maret - 30 April 2018. 
  3. Warung Blogger tidak terlibat dalam proses penjurian, pemilihan pemenang atau pun distribusi hadiah.
  4. Warung Blogger tidak bertanggung jawab namun, melalui media sosialnya, akan tetap berkontribusi terhadap pengumuman pemenang kompetisi Shell Eco Marathon.
  5. Segala aktivitas terkait Kompetisi Shell Eco Marathon di luar waktu kerjasama yang disebutkan di atas. Berada di luar wewenang Warung Blogger.

***


Sejak ditemukannya sumber energi seperti minyak bumi dan listrik, kemajuan peradaban manusia berkembang pesat. Sadarkah Warga Warung Blogger (WB) bahwa energi-energi tersebut telah menyentuh setiap lini kehidupan kita? Kehidupan kita menjadi lebih mudah, praktis, dan cepat. Dengan adanya listrik yang kita gunakan untuk menyalakan perabot rumah tangga maupun usaha membuat kita memproduksi banyak kebutuhan. Bahkan pada malam hari, kita masih bisa produktif. Begitupun dengan minyak bumi yang kita gunakan untuk bahan bakar kendaraan sehingga kita mampu menempuh suatu jarak dengan lebih cepat.

PT. Shell Indonesia yang dikenal dengan merek Shell telah memproduksi bahan bakar Shell, minyak dan pelumas mesin sejak 1907 peduli terhadap perkembangan sumber energi. Shell memprakarsai Make the Future, sebuah gagasan dengan mengajukan pertanyaan yang berani kepada orang-orang di seluruh dunia: bagaimana jika gagasan Anda dapat membantu menjawab tantangan energi dunia? Dengan kata lain, Make the Future mencoba menjawab dan membangun energi masa depan. Salah satu program yang telah dibuat dengan berfokus pada inovasi adalah Shell Eco-marathon untuk mahasiswa di tiga benua yaitu Benua Asia, Amerika, dan Eropa.

Shell Eco-Marathon adalah ajang kompetisi untuk menciptakan mobil masa depan yang bisa menempuh perjalanan terjauh namun menggunakan sumber energi paling hemat dengan tetap memenuhi standar keamanan. Indonesia turut berpartisipasi dalam ajang tersebut yang pada tahun 2018 dilaksanakan di Singapura.

 

Untuk memeriahkan dan meramaikan Shell Eco-marathon Asia yang baru saja dilaksanakan pada tanggal 8-11 Maret 2018 yang diikuti oleh 26 partisipan Indonesia, PT. Shell Indonesia mengadakan blog competition dengan tema “Shell Eco-Marathon, Make The Future dan Energi Masa Depan”. Yuk, simak syarat dan ketentuannya!


Syarat dan Ketentuan:

  1. Warga Negara Indonesia (WNI) yang bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia;
  2. Memiliki kartu identitas diri (KTP/Kartu Pelajar/Paspor/SIM) yang masih berlaku;
  3. Memiliki akun blog aktif, juga sebaiknya memiliki akun sosial media lainnya seperti: Twitter, Facebook, dan Instagram;
  4. Tulisan yang diikutsertakan mengusung tema mengenai Shell Eco-marathon, Make the Future dan Energi Masa Depan; kamu diminta untuk menuliskan seputar event Shell Eco-marathon.
  5. Panjang tulisan minimal 4000 karakter, berikut dengan foto atau ilustrasi yang sesuai;
  6. Referensi artikel dan foto tentang Shell Eco-marathon bisa kamu lihat di www.shell.com, www.shell.com/ecomarathon, www.shell.com/makethefuture, www.flickr.com/photos/shell_eco-marathon, www.shell.co.id
  7. Orisinalitas tulisan menjadi syarat penting. Bukan saduran dan belum pernah dipublikasikan di blog atau di media massa;
  8. Periode lomba dimulai dari tanggal 22 Maret s/d 30 April 2018;
  9. Lomba ini tidak berlaku untuk karyawan, keluarga, dan mitra kerja PT. Shell Indonesia dan anak perusahaan PT. Shell Indonesia;
  10. Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat. Jika setelah penetapan pemenang terdapat pelanggaran dari pemenang lomba blog, maka dewan juri berhak untuk mendiskualifikasi pemenang.

Mekanisme Lomba

  1. Menulis artikel yang sesuai dengan tema;
  2. Memposting tulisan di blog dan membagikan tautan tulisan tersebut pada akun sosial media peserta dengan tagar #Shellecomarathon #energimasadepan #makethefuture
  3. Mendaftarkan artikel yang diikutlombakan dengan cara mengisi form pendaftaran yang disediakan Warung Blogger pada tautan: http://bit.ly/formWBShell
  4. Batas akhir pengiriman tulisan adalah sampai dengan tanggal 30 April 2018 pukul 23.59 WIB;
  5. Pengumuman pemenang lomba akan dilakukan pada tanggal 11 Mei 2018, (updated: 11 Mei 16.45 WIB: masih menunggu nama pemenang dari PT SHell, red.) melalui https://www.shell.co.id/ dan pemenang akan dihubungi melalui telepon oleh pihak Public Relations agency;
  6. Dewan juri, terdiri dari PT. Shell Indonesia dan Public Relations agency, berhak memilih 3 (tiga) pemenang dengan hadiah sebagai berikut: 
  7. Hadiah tidak dapat dipindahtangankan ke orang lain dan tidak dapat ditukar baik dengan uang maupun  barang;
  8. Pajak pemenang ditanggung oleh panitia;
  9. Panitia tidak memungut biaya apa pun. Harap berhati-hati dengan penipuan dengan meminta biaya pendaftaran dan pajak terkait lomba ini;
  10. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Warung Blogger.

Mengingat pentingnya energi dalam kehidupan kita, mari Warga WB ikuti Shell Blog Competition. Ditunggu karyanya, ya ^_^

Tidur merupakan hal yang penting banget dan suatu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi seperti layaknya makanan dan minuman. Namun demikian masih banyak orang yang mengabaikan kenyataan tersebut dan melakukan pekerjaan lain dan menunda waktu tidur. 

Durasi dan kualitas tidur beragam tergantung usia. Bayi hingga 1 bulan memerlukan tidur selama 20 jam sehari di atas 1 bulan tidur hanya 10-12 jam sehari dan orang dewasa sehat membutuhkan waktu tidur ideal antara 6- 8 jam sehari untuk memberikan waktu bagi otot dan pikiran beristirahat. Di dalam tubuh kita, ada Hormon-hormon tertentu yang hanya dapat bekerja ketika kita tidur pulas di malam hari, termasuk hormon pertumbuhan. Oleh sebab itu, kita perlu memastikan tidur kita sudah cukup setiap malam agar dapat memperoleh tidur yang berkualitas. Lalu apa yang terjadi ketika kita kurang tidur?

Kurang tidur yang berkualitas dapat membuat tergangguanya fungsi fisik dan mental yang membuat penurunan kesehatan dan kesejahteraan (Johnson, 2009). Seeorang yang tidak memiliki tidur berkualitas dapat mengalami penurunan penampilan fisik, akumulasi laktat, kemampuan mental menurun, dan penurunan volume oksigen. Selain fisik, tidur juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Orang yang tidur sedikit dapat meningkatkan resiko terjadinya depresi daripada orang dengan kulitas tidur baik, (Kalmbach, 2018). Selain kesehatan, gangguan tidur dapat menyebabkan berkurangnya kualitas hidup manusia dan mengalami gangguan sosial. 

Sumber gambar : Pixabay 

National Heart, Lung, and Blood Institute (2011) mengungkapkan tips agar mendapatkan good night sleep diantaranya adalah:

1. Buatlah jadwal tidur dan patuhi jadwal tidur tersebut.
Tidur dan bagunlah pada waktu yang sama setiap hari. Banyak tidur di akhir pekan tidak akan menambah tidur yang sedikit di minggu sebelumnya.

2. Hindari berolahraga berat sebelum tidurBerolahragalah setidaknya 30 menit setiap hari, tapi usahakan selambatnya 2-3 jam sebelum tidur.

3. Hindari mengkonsumsi kopi, merokok, dan alkohol sebelum tidur.
Kopi menganung kafein yang akan membuat sesorang tidak dapat tidur di malam hari. Merokok membuat orang cenderung bangun lebih pagi karena ingin merokok. Sementara itu, konsumsi alkohol akan membuat Tidur REM terganggu dan akan membuatmu bangun tengah malam dan tak dapat tidur ketika efek alkohol telah hilang.

4. Hindari makan makanan berat dan terlalu banyak minuman di malam malah hari.
Makanan makanan banyak dan berat dapat menyebabkan ketidaksanggupan mencerna yang menggangu tidur. Minum terlalu banyak air di malam hari dapat menyebabkan terbangun di tengah malam untuk kencing.

5. Jangan tidur siang setelah jam 3 sore
Tidur siang dapat membuatmu mengganti waktumu begadang, tetapi tidur terlalu sore hari dapat membuat lebih susah tidur di malam hari.

6. Relaks sebelum tidurSebelum tidur lakukan kegiatan yang membuatmu relaks seperti menarik napas dalam, membaca buku, mendengarkan musik, atau mandi air hangat. Kamu bisa melakukan langkah berikut
  1. Relaksasi napas dalam
  2. Duduk di tempat tidur dengan bahu lurus.
  3. Letakkan kedua tangan di perut
  4. Tarik napas melalui hidung, mulut di tutup, tahan selama 5 detik
  5. Buang napas melalui mulut
  6. Lakukan sebanyak 10kali atau hingga merasa relaks.

7. Hindari bermain Smartphone sebelum tidur.
Jauhkan HP Anda minimal 1 jam sebelum tidur. Bermain HP di tempat tidur hanya akan membuatmu lebih susah tidur.

8. Atur lingkungan tidur yang nyaman
Jauhkan segala hal yang membuatmu tidak dapat tidur seperi suara, cahaya yang terang, tempat tidur yang tidak nyaman, suhu yang tinggi. Anda akan tidur nyenyak jika, jika suhu rungangan baik.

9. Tidurlah di tempat tidur saat mengantuk
Tidur di tempat tidur ketika belum mengantuk membuatmu melakukan ativitas lain dan bahkan mulai berpikir hal-hal negatif. Jika Anda tidur dalam keadaan sadar dan menemukan dirimu berpikir hal-hal negatif, bangun dari tempat tidur dan lakukan hal lain. Kembalilah tidur jika sudah merasa mengantuk.

10. Jika memiliki masalah tidur hubungi dokterJika Anda terus-terusan tidak bisa tidur dalam waktu yang lama, segera hubungi dokter.

REFERENSI
Kalmbach, D. A., Pillai, V., & Drake, C. L. (2018). Nocturnal insomnia symptoms and stress-induced cognitive intrusions in risk for depression: A 2-year prospective study. PLoS One, 13(2)http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0192088
Johnson, T. D. (2009). Getting enough sleep can often be the best medicine. The
Nation's Health, 39(2), 24. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/198478887?accountid=17242
National Hearth Lung, and blood institute (2012). Your guide to Healthy sleep. NewYork: NHI Publiction






Dalam dunia blogging prestasi tak jarang dipertentangkan dengan konsistensi, seolah keduanya mengandung makna berlawanan. Prestasi ngeblog berarti keberhasilan menjuarai kompetisi menulis menggunakan platform blog atau meraup keuntungan finansial lewat blog yang dikelola—sedangkan konsistensi merujuk pada sikap ajek untuk tetap menulis di blog entah mendapatkan kemenangan lomba atau tidak, entah memetik profit ekonomi atau tidak.

Tanpa disadari banyak yang lupa bahwa kesetiaan menulis di blog (baca: konsistensi) merupakan prestasi tersendiri bagi seorang bloger. Ngeblog selayaknya dikembalikan pada makna asal yakni mengabadikan tulisan dalam bentuk jurnal pribadi pada media digital bernama blog. Menyempitkan makna prestasi ngeblog sekadar pada kemenangan dalam lomba atau monetesasi justru kontraproduktif karena nyatanya tak sedikit bloger yang beerhenti menulis lantaran tak kunjung memenangi kompetisi atau meraup untung dari blognya. Kekalahan dalam lomba tak jarang membuat bloger tak lagi percaya diri memublikasikan tulisan secara kontinu dengan tema-tema keseharian. 
 
Gambar dari: www.mckinsey.com

Kenapa harus konsisten?

Setidaknya ada lima alasan mengapa kita mesti terus konsisten ngeblog di era serbadigital saat ini. 
 
Pertama, penghargaan terhadap para follower atau orang-orang yang berkenan membaca dan berkomentar di setiap tulisan kita dan menjadi pelanggan blog kita,  Menulis secara teratur berarti berusaha mempertahankan kepercayaan mereka terhadap blog kita—sebentuk tanggung jawab bahwa kita bakal memberikan sesuatu kepada pembaca sekecil apa pun nilainya dalam bentuk tulisan secara berkala.

Kedua, memelihara eksistensi atau pamor di jagat maya terutama di mata mesin pencarian. Kendati bukan tujuan utama dalam ngeblog, namun identifikasi oleh mesin pencari cukup signifikan agar tulisan kita muncul ketika warganet menelusuri informasi yang bersinggungan dengan blogpost kita. Dengan menduduki posisi puncak di Google, misalnya, tulisan yang kita unggah di blog akan lebih mudah ditemukan oleh para pembaca yang membutuhkan informasi tersebut. Walhasil, kita jadi lebih mudah berbagi manfaat berkat bantuan mesin pencarian.

Seiring bertambahnya tulisan di blog kita, didukung backlink positif, indeks DA dan PA blog yang kita kelola akan merangkak naik dan itu tentu saja sangat potensial untuk meraih rezeki dengan menarik agen atau brand pemberi kerja, baik dalam bentuk content placement maupun sponsored post. Itu artinya pundi-pundi rupiah atau bahkan dolar bisa kita petik sebagai nilai tambah berkat konsistensi dan bertambahnya follower blog. Belum lagi jika aktif di berbagai kanal media sosial.

Alasan lain yang tak kalah penting untuk terus ngeblog adalah kepuasan batin. Menuangkan ide atau unek-unek yang mengganjal lewat media blog dalam bentuk tulisan akan menjadi semacam terapi antistres sehingga pikiran tak lagi terbebani. Misalnya saat kita tak sepakat dengan suatu fenomena sosial, atau saat ingin mendukung sebuah gerakan dalam masyarakat—maka meluapkan kilasan-kilasan pikiran akan menenangkan batin dan menteramkan hati. Selain berbagi inspirasi dengan pembaca, anggaplah negblog sebagai sarana mudah menghibur diri.

Terakhir, menulis di blog secara terus-menerus akan mempertajam keterampilan kita dalam menulis. Ngeblog secara teratur akan menjadi praktik positif untuk melatih merangkai kata-kata dan menyusun narasi yang semakin memikat dari hari ke hari. Dengan rajin blogwalking, ditambah asupan bacaan dari buku atau sumber lain, diksi bisa semakin selektif dan gaya menulis bisa distingtif sehingga ciri khas tersebut akan lebih mudah dikenali pembaca dan berpotensi menarik follower lebih banyak lagi seiring bahasan tema yang semakin berbobot.

Sumber inspirasi

Tidak sedikit bloger mengaku kehabisan ide untuk dituliskan pada blog mereka. Akibatnya blog dianggurkan tanpa pembaruan isi yang berujung pada menurunnya DA dan kekecewaan follower. Padahal bila mau membuka mata dan telinga dengan lebih teliti dan waspada, ide atau bahan tulisan bertebaran di sekitar kita. Alih-alih ‘menggali ide’, saya lebih menyukai frasa ‘memetik ide’ sebagai cara memperoleh bahan untuk ditulis dalam blog. Ini lantaran ide sebenarnya begitu berlimpah sehingga kita cukup memetiknya sesuai keinginan dan kebutuhan—bahkan nyaris tanpa batas.

Dari mana sajakah sumber tulisan berasal? Cara paling mudah mendapatkan gagasan untuk ditulis di blog adalah bergabung dalam sebuah komunitas yang kerap mengadakan one day one post secara serentak. Gerakan menulis bersama seperti ini dapat melecut semangat untuk terus menulis sebab tema sudah ditentukan secara spesifik. Komentar biasanya lebih muudah hadir dari sesama anggota komunitas bersangkutan yang ikut kegiatan serupa.

Cara lain meraup ide tulisan adalah dari fenomena sosial di sekeliling kita, misalnya kejadian unik di daerah atau curhat tetangga menyangkut beragam hal. Bahan semacam ini relatif mudah kita garap menjadi tulisan sebab berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang jauh dari diiri kita sendiri. Kita bisa luwes bercerita dan mengelaborasi peristiwa.

Selain itu, aktivitas membaca baik buku maupun surat kabar dapat menjadi sumber menarik untuk mendapatkan ide untuk ditulis sebagai blogpost. Tema dan cakupan wilayah yang lebih luas bakal menawarkan perspektif tulisan yang lebih kaya. Belum lagi berita-berita yang tersebar di media online atau jejaring sosial seperti Facebook dan Line. Bahkan sesederhana status seorang teman di FB pun bisa kita olah menjadi tulisan memikat di blog yang kita kelola.

Skeptis dan jujur

Selain teknik atau gaya menulis yang harus terus diperbaiki, konsistensi ngeblog tak bisa dilepaskan dari dua nilai utama: skeptis dan jujur. Seorang bloger tak boleh menerima begitu saja berita yang beredar hanya karena kabar tersebut sesuai dengan keinginan atau keyakinan kita. Layaknya dalam konteks keilmuan, bloger harus meragukan kabar yang tersebar dengan cara mengecek validitas dan akurasinya. Jangan sampai kita tergoda ikut menyebarkan apalagi mendukung isi berita yang belum terbukti dengan mengunggah tulisan baru di blog sendiri. Bloger hendaknya turut berpartisipasi aktif dalam menjernihkan informasi dengan cara berhati-hati mencerna atau mengolah tulisan baru menyangkut hal tersebut. Kejujuran harus menjadi pedoman saat meramu setiap blogpost agar informasi tidak salah kaprah dan berpotensi memprovokasi menuju tindakan yang agresif dan destruktif. Harus jujur menyampaikan pandangan meskipun itu mengorbankan keuntungan materiil, termasuk berani mengambil sikap ketika pilihan itu berseberangan dengan khalayak bloger di blogsphere pada umumnya.
 
Gambar dari: www.thoughtfulgrowth.com
 
Oleh: Rudi G. Aswan

Tentang penulis:

Rudi G. Aswan mulai ngeblog sejak 2006 di Multiply lalu sempat vakum dan kembali ngeblog di Wordpress sejak 2012. Selain monetesasi, Blog Belalang Cerewet (BBC) telah puluhan kali mengantarnya memenangi sejumlah kompetisi menulis baik berhadiah gadget maupun uang tunai. Selain menikmati aktivitas ngeblog, sehari-hari ia menekuni tugas sebagai editor dan penerjemah lepas. Minat khususnya pada sastra terutama puisi terwujud lewat salah satu buku kumpulan puisinya berjudul Sujudku Meneteskan Rembulan (Nuansa Aulia Bandung, 2006). Yang menyenangkan dari ngeblog adalah bertambah teman dan ilmu dari narablog lain dengan berbagai latar belakang.
 
 

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.