December 2018

#5TahunWB #5TahunWB: Photo Quotes Contest #7TahunWB #8TahunWB #HappyBlogging #Menu7uhWBLebihBaik #MubesWB 4 Tahun Ultah WB 7 Tahun Warung Blogger 79 Tahun Sinar Mas untuk Indonesia 90an Access Trade Advertorial Afiliasi Anak ANDA SEORANG INTERNET TROLL? Anniversary aplikasi musik artikel WB Ayah Bahasa Bangkit dari Kehilangan Orang Tua Bedah Buku belanja online Bermain Kata Kunci Bintang 14 Hari blibli Blog competition Bloger di Masa Depan Blogging Budaya Buku Cara Bergabung Catatan Ringan Cerpen Charity Cheria Halal Holiday competition Copy Paste Crowdo Digital Millennium Copyright Act DMCA EBI Emak Gaoel Vlog Competition Ensiklopedia Eva Sri Rahayu Event WB EYD Facebook WB Fakta dan Mitos Fashion & Beauty Festival Prestasi Indonesia UKP-PIP Pancasila Inspirasi Maju Filosofi finansial Gadget Generasi 90an Gerakan PKK Google Google Question Hub Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menulis di Blog Hari Bloger Nasional Hari Blogger Nasional Hiburan Hikmah Hobi hotel murah di Bali hubungan Imbuhan Indonesiaku Info info lomba InfoWB Inspirasi Involve Asia istri Jakarta Kangen Band Karya Kata Depan di KBBI ke Kelas Bahasa Keluarga Kesehatan keuangan Kiat Menulis Postingan Blog Kompetisi Blog 5 Tahun Warung Blogger Kompetisi Blog 6 Tahun Warung Blogger kompetisi blog langit musik Kompetisi Blog LangitMusik Konsistensi Kontes WB Kopdar Mini Suka-suka Kopdar WB KOPI SUSU WB Kuliner Langit Musik Blog Competition #MusiknyaHidupKamu Langit Musik: Musiknya Hidup Kamu Liburan life Lifestyle Logo Logo Baru Lokasi Lomba Lomba Blog Menu7uh Warung Blogger Lomba Menulis Manfaat Olahraga yang Menakjubkan Media Menulis Motivasi Musik & Film new langit musik Novel Novel Indonesia Oase Olahraga Olahraga & Kesehatan Parade Para Monster Parenting Peduli Kata Kunci Pendidikan pengumuman pemenang Permainan Rakyat Pojok Pojok WB POJOK WB IDOL Positif Self Talk Ramadan relationship Reportase Resensi Buku Resolusi Retweet Review review produk rumah tangga saleduck Sastra Sastra & Seni self help SEO Shell Shell Eco-Marathon Sosial & Budaya suami Subjektif tahun baru Teknologi teman Tidur Tips Belanja Hemat Ala Blogger Tips Blog Tips dan Trik Tips Media Sosial Tomyam kelapa Saung Ibu Trade Expo Indonesia 2017 Travelio Travelling tulisan pilihan Tutorial Blog Twitter Twitter WB Ultah WB Ultah WB ke-6 urun artikel Utees.me Vlog Competition Warga WB Warna Warung Blogger Wisata Writing Writing Competition Zaman Sekarang Telat Untuk Jadi Blogger

pic source: unspslash

Musim liburan akhirnya tiba juga.  Kota-kota yang biasa menjadi tujuan wisata tentunya sudah mulai dipadati oleh wisatawan yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan rencana liburannya. Tapi tak sedikit juga yang memilih untuk menghabiskan akhir tahun dengan liburan di rumah saja.

Liburan di rumah saja enggak asik? Duh, kata siapa itu. Bagi sebagian orang daripada harus bermacet-macetan menuju destinasi liburan atau mau foto di tempat wisata saja penuh sesak, liburan di rumah dirasa lebih menyenangkan. Apalagi kalau liburan di rumahnya memang direncanakan agar bikin betah dan nyaman.

5 Cara Menikmati Liburan di Rumah yang Seru

Biar liburan di rumah terasa menyenangkan berikut ini ada 5 ide yang mungkin bisa kalian terapkan di liburan akhir tahun ini:

1. Mengatur ulang tata letak furniture

Mumpung menyambut tahun baru, enggak ada salahnya mengatur ulang tatak letak furniture untuk memberikan suasana baru. Dekorasi rumah juga juga bisa diubah. Tak perlu membeli barang-barang baru kok. Coba daur ulang barang-barang yang ada. Ajak anggota rumah untuk menyumbangkan idenya.

Selain mengatur ulang tata letak furniture, sekalian saja bersih-bersih rumah. Kalau ramai-ramai dengan anggota keluarga kan tentunya tidak secapek saat bersih-bersih sendiri.

2.Baca buku

Suka numpukin buku baru dan merasa enggak sempat membacanya? Nah, liburan di rumah menjadi kesempatan untuk mulai mencicil menyelesaikan buku-buku yang belum sempat dibaca itu.

Selain menikmati bacaan, membaca buku juga menambah ilmu baru loh. Agar kemampuan menulis blog terus terasah dengan baik sempatkan juga membaca buku belajar nge-blog.

3. Bikin permainan keluarga

Lupakan sejenak dengan gadget, libur di rumah adalah waktu terbaik untuk membangun quality time dengan keluarga. Bikin permainan-permainan yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Monopoly, Ludo, Ular Tangga, adalah sedikit contoh yang bisa dilakukan bersama. Atau tak ada salahnya menciptakan permaian baru.

Bisa jadi permainan baru yang diciptakan menjadi sebuah tradisi baru di keluarga, dan menjadi kenangan tersendiri saat anak-anak sudah besar nanti.

4. Masak bareng-bareng

Liburan di rumah jadi terasa seru ketika mengajak anggota keluarga untuk masak bareng-bareng. Tentunya secara enggak langsung kita jadi sekaligus mengajarkan anak kemampuan memasak. Coba cari resep baru lewat internet, kenalkan bumbu-bumbu dapur pada anak.

5. Undang teman dan kelaurga ke rumah

Jalin silaturahmi dengan mengundang teman, tetangga, dan keluarga ke rumah.Main game, nonton bareng, ngobrol, atau curhat bisa dilakukan untuk menjalin keakraban. Bikin acara barbeque di rumah, untuk bahan makanannya bisa patungan agar meringankan.

Nah itu tadi 5 hal yang bisa kalian lakukan untuk menikmati liburan di rumah. Sebenarnya masih banyak hal lainnya yang bisa kita explore. Bila berdiam diri di rumah terasa membosankan, tak ada salahnya untuk pergi ke tempat yang tak jauh dari rumah, seperti taman terdekat. Atau bila kalian tinggal di Jakarta, kalian bisa melakukan hal-hal berikut ini untuk liburan di Jakarta.


Dulu ketika saya masih tinggal di Solo, suasana liburan akhir tahun akan selalu ramai dengan perbincangan seputar tempat wisata. Meskipun saya bukan anak traveling yang rutin pasang #MyTripMyAdventure di Instagram. Tapi perbincangan seputar isu wisata nggak pernah ada habisnya, mulai dari tempat wisata baru yang instagramable hingga dampak negatif dari kunjungan wisata tersebut.

Bicara soal dampak negatif selalu membawa saya pada cerita-cerita menyebalkan seputar perusakan alam. Kita sebut "perusakan alam" saja ya. Bukan "kerusakan alam". Karena setidaksengaja apapun kerusakan yang ditimbulkan, berwisata tanpa memabawa bekal berupa kepedulian terhadap lingkungan adalah indikasi perusakan sejak dini. Dan sekali lagi, itu menyebalkan.

Selain mendapat informasi dari mulut ke mulut perihal area wisata yang rusak, saya juga kerap menemui beritanya di media sosial. Sudah ada banyak contohnya, salah satunya ada di Taman Bunga Amaryllis, Gunung KIdul, Yogyakarta. Hamparan bunga-bunga yang begitu cantik dengan perpaduan warna hijau dan orange, tak lagi terlihat menyenangkan ketika orang-orang merusaknya saat mencoba berfoto di tengah-tengah taman. Begitupun yang terjadi di Kebun Raya Baturaden, Banyumas. Pengunjung yang ingin mengabadikan momen wisatanya tanpa malu menerobos bunga-bunga yang sudah ditata sedemikian rapinya. Jangankan ganti rugi atau ada upaya untuk memperbaiki, merasa bersalah saja belum tentu.

Taman Bunga Amaryllis Gunung Kidul rusak akibat kelakuan wisatawan narsis. Warga membuka kotak sumbangan untuk memulihkannya lagi. | nasional.tempo.co

Hal yang juga tak kalah menyebalkannya adalah penimbunan sampah di area pantai dan pegunungan.
Contoh paling gampang, Ranu Kumbolo, kawasan wisata yang mendadak naik daun ketika film 5 CM naik panggung. Di balik keindahan danau berlatar belakang dua gundukan bukit yang hijau itu, ada timbunan sampah yang sama sekali tidak instagramable, lho. Ketidakmampuan indiviu untuk bertanggung jawab terhadap sampah-sampahnya menjadi hal yang harus diderita oleh ekosistem alam di sana.

Demikian juga di kawasan wisata seperti pantai. Jangankan menikmati senja, sampah-sampah yang memenuhi bibir pantai saja membuat kita kesulitan untuk sekadar duduk. Sangat disayangkan, wisata alam yang mestinya memberi nuansa menyegarkan menjadi rusak dan tercemar karena perlaku yang tak terkontrol.

Dan sesaat lagi kita akan kedatangan dua hari libur yang cukup krusial, Natal dan Tahun Baru. Merayakan liburan dengan berwisata tentu menjadi hal yang lumrah. Tak jarang, rencana destinasi pun mulai disusun. Bagaimana mencari destinasi wisata? Tentu saja berbekal layanan internet. Baik googling hingga kepoin akun-akun traveling menjadi upaya maksimal bagi khalayak dalam menentukan ke mana mereka akan bertandang.

Sayangnya, seringkali yang dicari hanya faktor keindahan visual dan mungkin sudah mulai membayangkan pengaturan feeds instagramnya. Tapi apakah mencari literasi wisata juga sempat mereka lakukan?

Generasi "Piknik" Indonesia?

Perkembangan dunia digital memang membuat kita dengan mudah mengetahui lokasi-lokasi mana yang bisa dikunjungi. Sehingga kita tidak perlu ribet ketika merencanakan liburan. Dan tentu saja Kemenpar pun memanfaatkan hal tersebut untuk menyemarakkan potensi wisata di Indonesia dengan usahanya membentuk sebuah platform khusus bagi "netizen" yang doyan piknik. Sebut saja Generasi Pesona Indonesia atau yang sering dipanggil "Genpi".

Munculnya Genpi memang memberi angin segar bagi citra Kemenpar yang formal dan rigrid. Pasalnya, Genpi dihuni oleh para digital native yang masih muda dan begitu aktif, bahkan hiperaktif, dalam bermain media sosial. Namun di balik pemugaran citra itu, saya melihat Genpi terlalu menyia-nyiakan potensinya.

Dilansir dari laman genpi.co, saya menemukan kegemesan-kegemesan soal visi, misi, hingga ruang lingkup kegiatannya. Misal pada jawaban dari pertanyaan, "Targetnya Genpi apa?" Menurut FAQ yang mereka terbitkan, target utama Genpi adalah "viral dan trending topic". Dengan penjabaran singkat soal mengenalkan destinasi baru, potensi budaya, dan kuliner.

Menurut saya, platform sebesar Genpi terlalu remeh temeh kalau cuma mau viral dan jadi trending topic. Karena prakteknya, saya justru seringkali terganggu dengan upaya mereka di media sosial yang bersikeras menjadi viral dan menempati trending topic karena dilakukan dengan cara-cara yang terlalu nyepam.

Algoritma Twitter dalam menaikkan trending topic memang membuat kita harus kerja keras ngetwit suatu pembahasan (yang biasanya diwakili dengan tagar) sebanyak-banyaknya dan juga dibicarakan oleh banyak user sekaligus dalam waktu yang relatif berdekatan. Akan tetapi, keaktifan Genpi berserta pasukan netijennya untuk menjadi trending topic tidak diimbangi dengan materi pembahasan yang kuat. Maka seringkali saya temukan twit-twit mubazir mereka di timeline. Sampai-sampai, beberapa orang yang saya kenal mem-block tagar mereka karena merasa terganggu. Sementara saya, sejauh ini masih tega nge-unfollow meskipun pada orang yang saling kenal.

Andai saja materi pembahasan mereka kuat dan cara penyebarannya efektif, saya rasa apa yang mereka bicarakan bisa jadi trending dengan alami. Kok gitu? Woiya. Coba perhatikan utas-utas yang viralitasnya tinggi. Setiap twit pasti ada poin pokok yang disampaikan. Dengan twit yang informatif dan komunikatif, orang-orang akan sukarela merespon twit tersebut.

Sementara Genpi membuat twit campur aduk, tidak testruktur, dan membabi buta dalam penggunaan tagar. Genpi terlihat tidak ingin menempuh jalan terjal untuk menjadi trending karena bobot atau kualitas. Mereka justru terlihat ambisius mengangkat tagar di papan mading Twitter melalui jalan pintas.
Baca tulisan Ilham lainnya: Penjelasan tentang Pantai Hingga Gunung di Solo
Fokus mereka untuk menjadi viral dan trending justru membuat konten mereka terasa hambar. Padahal dengan forum keanggotaan mereka yang begitu besar, Genpi bisa jadi lebih keren dari ini. Turut menyebarkan literasi wisata, misalnya. Tidak hanya destinasi baru melulu yang disiarkan, tapi bagaimana membangun iklim positif untuk tahu apa yang harus dilakukan saat di lokasi wisata juga perlu digencarkan. Contoh sederhananya bisa dengan menjawab pertanyaan umum seputar, "Eh, tempat sampahnya mana, sih?"

Yup, tidak semua tempat wisata menyediakan tempat sampah. Seringkali wisatawan "membuat" tempat sampah sendiri tapi tidak eco-friendly sama sekali. Tempat sampah dadakan hasil kekompakan membuang sampah di sudut-sudut tertentu. Jadi, ketika lokasi wisata baru mulai viral di media sosial dan membuat ratusan orang mau berkunjung, ketidaksiapan pengelolaan lokasi tersebut bisa jadi bumerang yang mencemari tempat-tempat itu.

Ah, yang penting kan dapat foto kece buat diposting. Urusan lingkungan biar jadi PR-nya Greenpeace aja.


Header: Rawpixel.com via Pexels



Akhir tahun. Setidaknya ada beberapa faktor yang membuat setiap penghujung tahun menjadi identik dengan liburan. Pekan Natal dan Tahun Baru di akhir Desember, bonus tahunan yang biasanya cair (untuk mereka yang bekerja kantoran), dan mungkin jatah cuti yang masih tersisa menjadikan kombinasi sempurna untuk segera mengepak koper, atau ransel lalu pergi mencari ‘pelarian’ sementara dari rutinitas selama setahun penuh.

Sekarang kita memiliki kemudahan dalam menentukan tujuan berlibur seiring dengan banyaknya instrumen yang memudahkan seperti sosial media, aplikasi traveling dengan segala kefleksibilitas metode pembayarannya, rute transportasi yang semakin luas, dan paket promo berlibur yang cukup mengiurkan di pameran-pameran.

Artikel ini bisa membantu untuk menentukan tujuan berlibur di akhir tahun. Tidak bisa dipungkiri, walaupun banyak kemudahan dalam mengambil referensi seperti yang disebutkan di atas, masih banyak yang sudah mengajukan cuti, menetapkan budget, tetapi belum tahu mau ke mana.

Jawabannya adalah Jakarta. Kota ini sering kali luput dari daftar tempat wisata tujuan berlibur. Bahkan penduduknya sering kali meningggalkan kota ini untuk berplesir. Padahal, jika mau mengeksplor sedikit, Jakarta memiliki destinasi menarik yang tidak bisa dianggap ‘biasa saja’. Berikut adalah wahana wisata yang bisa dikunjungi di Jakarta:

1. Kepulauan Seribu  
Satu-satunya kabupaten di DKI Jakarta ini bisa dibilang sebagai primadona wisata alam di Jakarta. Dahulu mungkin hanya terkenal Pulau Tidung. Sekarang Kepulauan Seribu seperti menemukan potensinya. Banyak pulau-pulau baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni bisa dikunjungi. Variasi harganya pun banyak. Bisa memilih liburan ala taipan minyak dengan kapal pesiar lalu menginap di resort mewah, atau gaya backpacker dengan hanya bermodalkan tenda dan bekal seadanya.

2. Sejarah 
Ada museum apa di Jakarta? Dengan datang ke Jakarta saja kita seolah sedang memasuki museum. Beberapa titik di Jakarta mempunyai sejarah tersendiri yang menarik. Sejarah Jakarta memang terpusat di Kota Tua, Batavia tempo dulu. Di sini ada Museum Fatahillah yang merupakan balai kota zaman VOC, ada Museum Wayang, Museum Bank Mandiri, Museum Keramik, dan beberapa bangunan bernuansa kolonial.

Di Jakarta, kita bahkan bisa wisata ke kuburan. Di daerah Menteng Pulo ada pemakaman Belanda (Ereveld) yang berisi makam para mendiang tentara KNIL yang tewas di penghujung Perang Dunia II. Di sana ada makam jenderal Belanda dan Inggris yang memegang peranan dalam roda sejarah Indonesia.

Tempat-tempat ibadah di Jakarta juga bisa dikunjungi sebagai wisata rohani sekaligus sejarah. Ada Mesjid Istiqlal, masjid terbesar seAsia Tenggara yang merupakan proyek mercusuar Bung Karno dalam menyambut Asian Games 1962. Ada katedral. Dan beberapa klenteng di seputaran Pasar Baru, dan Glodok.

3. Theme Park 
Dufan! Apa lagi? Taman bermain berwahana paling legendaris. Banyaknya theme park baru dengan berbagai konsep tidak membuat taman yang terletak di dalam kompleks Taman Impian Jaya Ancol ini meredup. Dufan tetap menjadi favorit, ditambah seringnya memberikan promo dengan syarat dan ketentuan tertentu.

4. Belanja! Liburan tidak melulu harus mengunjungi suatu tempat lalu relaksasi di tepi pantai sambil minum air kelapa, toh? Mendatangi mall, mengelilinginya, lalu membeli beberapa barang juga termasuk berlibur. Mall apa yang ada di Jakarta? Woho, banyak! Mulai dari mall yang harga dagangannya grosiran, hinga yang memiliki layanan valet parkir dan komoditas yang dijualnya barang luks, semua tersedia di Jakarta. Perlu satu postingan tersendiri untuk menyebutkan mall di Jakarta per wilayah berikut karakteristiknya. Kamu punya banyak uang? Kamu berjiwa hedon? Konten Instagram tempat makan fancy? Go ahead, Jakarta is paradise!

Demikian sedikit dari banyak hal yang bisa dilakukan untuk berlibur di Jakarta. Oh iya, ada kelebihan lain berlibur di Jakarta dibanding kalau kita ke daerah lain. Karena Jakarta adalah ibukota negara, jadi akomodasi dan transportasi tidak perlu diragukan lagi. Tidak perlu repot memikirkan akses ke tempat wisata. Dengan kekuatan Commuter Line, Transjakarta, dan angkutan online, kita hanya perlu bersabar dalam menghadapi kemacetan. Ditunjang pula dengan bervariasinya tempat menginap mulai dari hotel berbintang sampai guesthouse.

Enjoy Jakarta!

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.