Musibah pesawat terjadi lagi. Kali ini pesawat
Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia jatuh di lereng Gunung Salak, Jawa Barat, pada
9 Mei 2012. Tercatat 45 orang tewas dalam penerbangan promo kedua, Jakarta-Pangandaran.
Kita berduka dengan tragedi ini. Bagaimanapun juga, musibah ini tidak terlepas dari kehendak Yang Maha Kuasa. Sebagai manusia yang lemah, musibah harus diterima dengan keikhlasan.
Kami dari Warung Blogger Indonesia turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas tragedi jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak. Semoga Tuhan memberikan tempat yang layak kepada para korban dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan atas musibah ini. Amin.
Merupakan hal lumrah adanya beragam pendapat dan analisa seputar penyebab terjadinya tragedi pesawat yang sedang dalam tahap promosi tersebut.
Untuk mengurai lebih jauh seputar tragedi yang memilukan itu, penulis bertemu dengan Agus Siswanto, rekan blogger pemilik blog
BaNi MusTajaB. Kami terlibat obrolan ringan seputar kejadian jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 milik Rusia. Agar mudah difahami, penulis memaparkannya dalam bentuk tanya jawab.
“Bagaimana menurut Anda seputar pemberitaan kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 milik Rusia di Gunung Salak?” Tanya Penulis (P).
“Ada 3 mitos yang berkembang di pemberitaan, yaitu:
mitos Gunung Salak,
mitos human error dan
mitos Pesawat Sukhoi Superjet 100,” jawab Agus Siswanto (A).
“Dapatkah Anda jelaskan secara rinci?”
“Adanya jalur magnet atau yang diistilahkan kawasan Segitiga Bermuda di seputaran Gunung Salak. Kawasan ini diduga menjadi penyebab pesawat yang melintas di atasnya tertarik oleh daya magnet kuat hingga pesawat terhunjam ke Bumi. Inilah Mitos Gunung Salak.
Kedua,
mitos human error. Adanya kesalahan komunikasi antara pilot dengan petugas menara kontrol. Dimana disebutkan bahwa pilot minta ijin menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 feet ke 6000 feet. Sedangkan posisi ketinggian aman untuk jalur penerbangan telah ditetapkan sebelumnya 10.000 feet. Uniknya, petugas menara kontrol memberikan ijin pilot menurunkan ketinggian pesawat. Sedangkan informasi dari berbagai sumber pemberitaan media disebutkan puncak tertinggi Gunung Salak itu mencapai sekira 6600 feet.
Dan ketiga, mitos Sukhoi Superjet 100 atau bisa disebut dengan
mitos new brand image (merek dagang baru). Di beritakan, pihak Rusia menduga adanya upaya sabotase terhadap pesawat Sukhoi Superjet 100 tersebut. Dugaan ini beralasan mengingat Sukhoi Superjet 100 termasuk produk dagangan penting yang dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi Rusia dibidang teknologi pesawat terbang. Rusia tidak ingin pesawatnya dianggap gagal, hingga tidak layak diperjualbelikan.”
“Mengapa Anda menyebutnya sebagai mitos?”
“Karena ketiga mitos itu mengandung pesan yang disesuaikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.”
“Maksud Anda?”
“Dalam konteks mitos Gunung Salak, seolah-olah hendak ditunjukkan adanya suatu kekuatan supranatural di gunung tersebut yang memiliki kekuatan alam setaraf Segitiga Bermuda.”
“Bagaimana dengan mitos human error ?”
“Melihat pemberitaan media terdapat sebuah analisis mengarah kepada kesalahan manusia. Hal itu tertuju kepada petugas menara kontrol yang memberikan ijin kepada pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 untuk menurunkan ketinggian jalur penerbangan. “
“Bagaimana dengan mitos Sukhoi Superjet 100 atau mitos newbrand image?”
“Rusia menjadikan pesawat jenis Sukhoi Superjet 100 menjadi merek dagang baru dalam dunia penerbangan internasional mengimbangi atau bahkan menyaingi brand image Boeing dan Airbus. “
“Lalu bagaimana pesan di balik fenomena mitos musibah pesawat Sukhoi Superjet 100 tersebut?”
“Begini penjelasannya. Beredarnya dugaan adanya sabotase itu dimaksudkan agar brand image pesawat Sukhoi Superjet 100 tidak jatuh di mata publik, khususnya calon konsumen pesawat tersebut. Sehingga Rusia tetap dapat menorehkan prestasi teknologi dirgantara internasional. Begitu pula dengan munculnya mitos human error itu, agar posisi musibah jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 itu tidak karena kesalahan teknis pesawat, melainkan kesalahan manusia yang memegang kendali pesawat atau kesalahan petugas menara kontrol.
Kedua mitos tersebut tentu merupakan pesan dari pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: pembuat pesawat Sukhoi Superjet 100 dan calon pembelinya.
Sedangkan
mitos Gunung Salak merupakan pesan masyarakat seputar kedahsyatan kawasan tempat tinggal mereka. Inilah lokal genius yang dimiliki masyarakat sekitaran Gunung Salak.”
Demikianlah sekilas hasil obrolan kami berdua. Tentu saja ini hanya obrolan biasa yang tidak dapat dijadikan rujukan. Namun sebagai manusia kita dapat menganalisis dari setiap sudut pandang yang berbeda.Bagaimana dengan pendapat para sahabat netter yang lain?
Salam,
*Sumber gbr: http://intisari-online.com/